12 Mitos Seks yang Keliru Tapi Sering Dipercaya
Berbagai mitos seputar masalah seks selalu menarik untuk diperbincangkan. Beberapa mungkin tepat, namun banyak pula yang kebenarannya masih dipertanyakan. Seringkali yang terjadi, banyak pasangan --terutama pasangan muda-- yang terjebak dalam mitos-mitos seks. Agar tidak salah langkah dan merusak momen bercinta, sebaiknya Anda tahu dulu mitos-mitos seks yang tidak benar, jadi Anda bisa mengabaikannya.
1. Seks Hanya Bisa Dilakukan Jika Pasangan Sama-sama Mood
Dikutip dari Health Accrod, tidak sedikit pasangan yang mempercayai mitos ini. Mereka bercinta menunggu mood datang. Padahal kenyataannya, dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bisa banyak hal yang bisa membuat mood tersebut hilang. Menemukan waktu yang tepat saat Anda dan pasangan sama-sama mood tentu tidak mudah. Jadi ketimbang menunggu mood tersebut, lakukan saja kapanpun Anda dan pasangan inginkan. Kalaupun salah satu pasangan tidak merasa benar-benar mood, pasangannya masih bisa menunjukkan rasa sayangnya melalui pelukan.
2. Seks yang Bagus Adalah yang Spontan
Hasrat untuk bercinta terkadang muncul begitu saja, namun tidak selamanya seks seperti itu mencerminkan kehidupan seks yang baik. Seperti dilansir Health, sesuatu yang tidak dijadwalkan terkadang memang tidak akan dilakukan. Begitu juga halnya dengan seks. Membuat jadwal bercinta di kalender menunjukkan suatu komitmen dan dapat mengantisipasi lebih baik jika sesuatu hal terjadi. Buatlah jadwal keintiman. Tidak harus selalu untuk seks. Bisa juga dengan bermanja-manja, mandi bersama atau makan malam romantis. Pilihlah waktu saat Anda berdua tidak sedang lelah atau banyak pekerjaan.
3. Seks harus dilakukan minimal 3 kali seminggu
Seks yang rutin memang bisa melanggengkan hubungan, tapi jangan terlalu terpaku dengan hal itu. Banyak juga pasangan bahagia yang terpisahkan jarak-waktu dan tidak melakukan seks setiap hari atau tiga kali seminggu. Yang paling penting adalah kepuasan masing-masing pasangan ketika bercinta. Ada banyak hal yang memicu kehidupan seksual yang sehat tanpa harus melakukan seks, seperti bermanja, berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman secara spontan.
4. Lebih Lama, Seks Akan Terasa Semakin Nikmat
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa seks yang nikmat adalah yang pelan tapi pasti. Namun jika Anda tidak memiliki banyak waktu, mempercepat waktu seks bisa jadi solusi. Tinggalkan ranjang, dan beralihlah ke sofa, shower di kamar mandi atau lokasi yang tidak umum untuk menikmati seks secepat kilat. Jangan pernah menganggap seks harus sempurna dan sama untuk setiap pasangan. Pikirkan cara-cara yang menurut Anda berdua paling ideal dan memungkinkan. Asal dijalankan secara sehat dan benar, seks pun bisa dinikmati kapan saja dan dimana saja.
5. Hasrat Bercinta Berkurang Karena Menopause
Menurut banyak wanita yang mengalami menopause malah menjaga keseimbangan hormon dan minat seksnya. Mereka jauh lebih percaya diri dan memiliki banyak pengetahuan mengenai apa yang mereka inginkan sehingga kehidupan seks mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.
6. Testosteron, Hormon Paling Penting untuk Libido
Meskipun testosteron sangat penting untuk libido dan fungsi seksual pada pria dan wanita, hormon lain memainkan peranan juga. Seperti dikutip dari Times of India, estrogen juga sama pentingnya karena dapat membantu meningkatkan gairah bercinta baik wanita maupun pria.
7. Lamanya Usia Pernikahan Membuat Anda Saling Tahu Keinginan Masing-masing
Sebaiknya bicarakan segala hal tentang hubungan seksual Anda dengan pasangan mulai dari posisi bercinta yang diinginkan, kehamilan, menopause atau andropause (sering disebut menopause pada pria). Jika Anda mulai melihat perubahan dalam tubuh atau keinginan seksual, pastikan untuk membiarkan pasangan tahu apa yang terjadi. Ingat, komunikasikan apa saja dapat meningkatkan kualitas hubungan Anda berdua.
8. Seks Tak Lagi Penting di Masa Tua
Menurut seksolog Dr. Barry Buffman, seperti dilansir The Fox News, mitos di atas jelas salah. Seks justru merupakan kegiatan yang penting di usia senja. Namun tentu saja kualitas serta kuantitas seks di usia senja tak sama ketika Anda berada di usia produktif. Segala sesuatunya butuh penyesuaian. Buffman juga menyarankan para pasangan di usia senja untuk berkonsultasi dulu pada ahlinya sebelum melakukan hubungan seksual.
9. Ukuran Alat Vital Pengaruhi Kenikmatan
Ukuran alat genital seringkali disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kenikmatan bercinta. Semakin besar Mr. Happy, kemampuannya untuk memuaskan pasangan pun semakin besar. Begitu pula sebaliknya, semakin kencang otot vagina, maka kenikmatan pun semakin bertambah. Namun menurut Buffman, mitos itu tak selamanya benar. Tapi yang terpenting adalah bagaimana pasangan mengenali tubuhnya dengan baik, sehingga dapat memilih gaya bercinta apa yang paling tepat bagi mereka.
10. Nafsu Seks Pria Lebih Besar Ketimbang Wanita
Sejak dulu dipercaya, pria merupakan mesin seks yang tak kenal lelah. Mereka dianggap sebagai kaum yang identik dengan perilaku seksual. Namun hal itu tak sepenuhnya benar. Wanita pun memiliki hasrat seksual yang sama dengan pria. Sebaliknya, pria juga bisa kehilangan hasrat seksualnya karena alasan yang sama dengan wanita. Misalnya stres, keletihan, kurang percaya diri, dan sebagainya.
11. Suami-Istri Tidak Perlu Pakai Kondom
Siapa saja bisa tertular penyakit kelamin. Misalnya lewat air di kolam renang umum, transfusi darah, oral seks, atau WC umum yang tidak bersih. Berhubungan dengan kondom akan mencegah Anda dan pasangan saling menularkan penyakit.
12. Orgasme Paling Menentukan Kepuasan Seks
Orgasme adalah salah satu titik yang menyenangkan saat melakukan hubungan seks. Namun bagi perempuan orgasme bukan segala-galanya. Kebanyakan perempuan justru lebih menikmati proses foreplay dibanding penetrasi. Jadi Orgasme tak selalu dapat menyenangkan perempuan.
Labels:
Seks